Yaallah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan . Ya allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan . Allahumma Inna Nas Aluka Salamatan Fiddiini Arab Latin Dan Artinya Youtube from i.ytimg.com
Banyakorang yang piawai posting tema agama, tapi kita tidak tahu amalan hatinya. Banyak orang yang pandai berdiskusi masalah agama di dunia maya, tapi kita tidak tahu hakikat ilmu sesungguhnya yang ada padanya. Sebab, hakikat dan pokok ilmu adalah rasa takutnya hati kepada Allah ta'ala. Lanjutkan membaca Yakin Sudah Berilmu? →
DahsyatnyaKekuatan Doa. Tidak kekuatan yang maha dahsyat melebihi doa hamba kepada Allah Swt. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah, sebagai mahkluk tentunya membutuhkan sang pencipta ( khalik ), karena manusia diciptakan dengan segala kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pertolongan Allah Swt.
AlBurhan: Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur'an Vol. 15 No. 1 (2015): Al Burhan: Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur'an satu bukti bahwa Al-Quran memberikan petunjuk ialah bagaimana cara berperilaku dan berkomunikasi secara baik dan benar kepada kedua orang tua, terutama sekali, disaat keduanya atau salah
Takutkepada Allah yang Tercela. Imam Al-Ghazali mengatakan, takut kepada Allah merupakan sikap terpuji sejauh ketakutan itu menjadi motivasi bagi seseorang untuk meningkatkan amal saleh dan ilmunya. Tetapi ketika ketakutan kepada Allah tidak membuahkan ilmu dan amal saleh, maka rasa takut hanya menjadi penyesalan, takut yang tercela kepada Allah.
162views, 7 likes, 3 loves, 1 comments, 2 shares, Facebook Watch Videos from Padepokan Rahsa Sejati: Kunci Ilmu Adalah Yakin Kepada Allah Ta'ala !!!
Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memudahkan baginya jalan ke surga." Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat. 7.
AllahSWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa bumi) dan akan menjadikan mereka seperti kera dan **** (setelah mati)". (Hadis Riwayat Ibnu Majjah) Yakin kepada Allah ialah keimanan yang kuat, pegangan yang mantap, kepercayaan yang utuh serta ketengangan hati yang padu terhadap keesaan Allah, kekuasaan-Nya, kekuatan-Nya
Ilmutidak akan tertipu oleh mata karena memiliki alat verifikasi dalam diri setiap manusia. Itulah keutamaan akal yang Allah berikan kepada kita. Selain itu, ilmu dapat mengantarkan manusia kepada ibadah yang lebih baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib ra mengatakan, "Tidur dalam keadaan yakin lebih baik daripada beribadah dalam keadaan ragu."
RasulullahSaw. bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim). Inilah orang yang beruntung dalam hidupnya, semoga kita termasuk orang-orang yang yakin kepada Allah SWT. Aamiin yaa Rabbal'aalamiin. Mungkin Anda juga menyukai. 0. Kreatif Berpikir Positif. 31
t12I. Tahapan Yakin “Cahaya yang tersimpan di dalam hati, datang dari cahaya yang langsung dari khazanah-khazanah kegaiban. Cahaya yang memancar dari pancaran inderamu berasal dari ciptaan Allah. Dan cahaya yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah,” Ibnu Athaillah. Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sangat meyakinkan Allah pasti akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah akan mengabulkan doa-doa tersebut lebih dari yang kita minta . Dari sini kita layak merenung, mengapa kita banyak kecewa dan tidak puas dalam hidup? Boleh jadi kita lebih yakin akan kemampuan diri serta pertolongan makhluk, daripada pertolongan Allah. Sungguh manusia itu sangat lemah. Ia sama sekali tidak kuasa mengatur dirinya sendiri, tidak tahu apa akan terjadi esok, serta berjuta kelemahan lainnya. Sungguh naif jika kita terlalu mengandalkan diri yang serba terbatas dengan melupakan Allah Yang Maha Segala-galanya. Maka, keyakinan yang bulat kepada-Nya menjadi jaminan kebahagiaan hidup kita. Setidaknya ada tiga tahap yang harus kita tempuh usaha meningkatkan kualitas keyakinan. Pertama, Ilmu yaqin. Yaitu meyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu atau pengetahuan. Misal, di Mekah ada Ka’bah. Kita percaya karena teorinya bicara seperti itu Di sinilah pentingnya belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Sebab, semakin luas pengathuan kita tentang sesuatu, khususnya tentang Dzat Allah Azza Wa Jalla, seakan kita memiliki bekal untuk berjalan mendekat kepadanya. Kedua, ainul yaqin, yaitu keyakinan yang timbul karena kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah menunaikan ibadah haji sangat yakin bahwa Ka’bah itu memang ada di Mekah karena ia telah melihatnya. Keyakinan karena melihat, akan lebih kuat dibandingkan keyakinan karena ilmu. Ketiga adalah haqqul yaqin. Orang yang telah telah haqqul yaqin akan memiliki keyakinan yang dalam dan terbukti kebenarannya. Orang yang telah melaksanakan thawaf, berdoa di Multazam, merasakan ijabahnya doa, keyakinan akan jauh lebih mendalam. Inilah tingkat keyakinan tertinggi yang akan sulit diruntuhkan dan dicabut dari hati orang yang memilikinya Cara meningkatkan kualitas keyakinan diri, sejatinya harus melalui proses dan tahapan, mulai dari ilmul yaqin, ainul yaqin, hingga haqqul yaqin. Sesungguhnya, semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Sungguh rugi orang-orang yang hatinya bergantung kepada selain Allah. Yakinlah, bahwa allah adalah Dzat Yang Maha Mengatur segalanya. Seungguh sayang jika kita mengatakan bahwa Allah Mahakaya, namun kita takut tidak mendapatkan rezeki. Kita tahu bahwa Allah Maha Menentukan segala sesuatu, Dia menciptakan manusia berpasang-pasangan, namun kita sering risau tidak mendapatkan pasangan hidup. Bila demikian, kita masih berada dalam tingkat ainul yaqin dan belum sampai ke tingkat haqqul yaqin. Mengapa ada orang yang keluar murtad dari Islam? Sebabnya, keyakinan yang dimilikinya baru sebatas ilmul yaqin; sebatas tahu bahwa Islam itu baik, namun ia belum merasakan bagaimana indahnya Islam. Keyakinan yang hanya sebatas ilmu belum cukup membuat kita istiqamah. Keyakinan kita harus benar-benar meresap dalam sanubari. Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati ternyata datang dari khazanah kegaiban Allah Azza Wa Jalla. Alam semesta ini terang benderang karena cahaya dari benda-benda langit yang diciptakan-Nya. Sedangkan cahaya yang menerangi hati manusia berasal dari cahaya Ilahi. Ibnu Athaillah mengungkapkan, “Cahaya yang tersimpan di dalam hati, datang dari cahaya yang langsung dari khazanah-khazanah kegaiban. Cahaya yang memancar dari pancaran inderamu berasal dari ciptaan Allah. Dan cahaya yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah”. Dengan demikian, keterbukaan hati dalam menerima cahaya inilah yang harus selalu kita jaga. Bagaimana agar hati kita terbuka? Berusahalah untuk meneliti dan mengenali aneka hikmah di balik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata lahir saja, tapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati kita akab berfungsi jika ia bersih dari noda dosa dan maksiat. Hati yang kotor sangat sulit menangkap sinyal-sinyal Ilahi. Mirip kaca. Ia tidak bisa memantulkan cahaya, tidak bisa merefleksikan sebuah objek jika penuh karatan. Syaratnya, ia harus bersih. Hati akan bersih jika kita merawatnya. Wallaahu a’lam.
Hakekat Ilmu Yakin dalam Islam Pada kesempatan kali ini, saya akan bahas mengenai bab YAKIN. Seberapa yakinkah kita dengan agama yang kita anut. Apakah kita beragama cuma ikut-ikutan /taklid saja kepada keluarga atau ulama? Dan ibadah yang selama ini kita kerjakan apakah itu sekedar memenuhi kewajiban gugur kewajiban ataukah dilandasi ketulusan dan kecintaan kepada Allah? Nah, pada umumnya seseorang yang beragama didasarkan atas salah satu dari 3 keyakinan berikut ini 1. Ilmul Yaqin 2. Ainul Yaqin 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin 1. Ilmul Yaqin Ini adalah tingkatan terendah dari suatu keyakinan beragama. Misal seseorang mendapat pengetahuan dari si A yang mengatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur, padahal si A tidak pernah ke Jawa Tengah. Jadi pengetahuan yang didapat dari si A hanyalah pada tataran teori belaka. Seseorang yang beragama pada tingkat ini hanyalah yakin karena “kata orang”. Maka ia pun akhirnya menerima saja apa yang dikatakan oleh orang-orang tanpa melakukan penyelidikan atau mendalami secara sungguh-sungguh agamanya sendiri. Jika agamanya sendiri tidak pernah dikaji lalu bagaimana mau mempelajari agama orang lain? Yang terjadi kemudian adalah sikap memusuhi agama diluar dirinya. Merasa diri paling benar bahkan mengkafirkan yang lain. Menyalah-nyalahkan ajaran agama orang lain seakan-akan dirinya adalah orang yang paling benar. Simak dan renungkan ayat berikut Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan… Al Hujaraat 49 11 Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mau mencaricari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan bangkai daging saudaranya sendiri ? Al Hujaraat 49 12 Orang pada tataran ilmu yaqin ini biasanya mudah diprovokasi dan dihasut contohnya ya teroris seperti Noordin M Top, dan para pelaku bom bunuh diri yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Teroris seperti mereka selalu memahami jihad dengan berperang. Kalo tidak berperang serasa kurang afdhol. Lebih suka mati medan berperang ketimbang mati di meja belajar. Padahal ketika meledakkan diri, mereka tidak sedang diserang malah justru menyerang orang yang tidak bersalah. Orang yang seperti inilah yang menghancurkan nama baik Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian,tindak seperti itu melakukan kerusakan di muka bumi. Nah, bagi mereka yang masih pada tahap ilmul yaqin, sholat lima waktu yang dikerjakan masih sulit untuk khusyu’ karena hanya gerak fisik belaka sholat raga. Ibarat orang yang sedang menghormat dan berbicara kepada raja tapi rajanya tidak ada di depannya. Ini yang disebut menyembah adam sarpin kekosongan. Ibarat menyumpit burung tapi burungnya tidak ada, yang disumpit adalah kekosongan. Sholat seperti ini sia-sia karena tidak mampu menghadirkan zikir didalamnya. Padahal sholat itu haruslah dapat menghadirkan zikir sebagaimana yang diperintahkan Allah “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk berzikir kepadaKu”. Thaahaa 20 14 Mengapa sholatnya seseorang harus mampu menghadirkan zikir? Sebab dengan zikir akan hadir ketenangan, kedamaian dalam batin dan pikiran kita. Kalau batin dan pikiran sudah tenang maka hawa nafsu bisa dikendalikan. Dirinya akan mampu melihat mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sholat yang mampu menghadirikan zikir inilah yang akan mampu mencegah manusia dari berbuat keji dan mungkar “Dan sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Al Ankabuut 29 45 Bagi mereka yang tidak mampu menghadirkan zikir ketika sholatnya maka sholatnya tidak akan mampu mencegah diri mereka dari berbuat keji dan mungkar. Sholatnya tidak salah! Tapi orang yang mengerjakannya yang lalai. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya” Al Maa’un 107 4-5 Tidaklah heran jika kita sering melihat orang rajin sholat, punya pengetahuan agama yang luas tapi malah jadi tersangka kasus korupsi. Kerjanya sih di Departemen Agama tapi malah tempat kerjanya dijadikan lahan korupsi. Inilah tandanya orang yang melalaikan sholat. Rajin ibadah ritual tapi masih suka KKN, dengki, suka bergunjing, memfitnah, dan melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Inilah ibadah yang sia-sia karena cuma berolahraga saja dan tidak menghujam ke dalam batin. 2. Ainul Yaqin Tahapan ini lebih tinggi dari yang ainul yaqin. Misal seseorang diberitahu oleh si A bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur. Dan ternyata si A pernah ke Jawa Tengah melihat candi borobudur. Jadi pada tahapan ini seseorang mendapat pengajaran dari si A yang pernah mengalami atau praktek. Si A bukan hanya tahu secara teori tapi ia telah membuktikannya dengan pergi ke Jawa Tengah. Dalam kaitannya dengan agama, orang yang berada pada tingkatan ini adalah orang yang sedang “mencari Tuhan”. Pencariannya meliputi penelitian melalui buku-buku, bertanya kepada orang-orang mengenai masalah Ketuhanan/spiritual dan orang yang ditanya pun tidak hanya pandai berteori namun sudah mempraktekannya juga. Sholatnya orang yang telah mencapai tahap ini tentu akan lebih baik lagi karena akan mampu menghadirkan zikir dalam sholatnya sehingga dapat mencegahnya dari berbuat keji dan mungkar. Namun demikian bagi kita yang telah mencapai tahap ainul yaqin jangan puas dulu. Perjalanan belum selesai cak! kita harus terus meningkatkan keyakinan kita sampai kita tahapan yang nyata dan terbukti. Kita harus pergi ke Jawa Tengah untuk menyaksikan candi borobudur tersebut agar haqqul yaqin. Mereka yang telah mencapai tahap ainul yaqin seringkali terjebak berpuas diri dengan keyakinan atau pengetahuan yang dimilikinya. Mereka merasa cukup puas mengerjakan rukun iman dan rukun Islam tanpa berusaha mencapai makrifat kepada Allah. Sebagian dari mereka sering berceramah tentang keutamaan mendapat lailatul qadr tapi mereka sendiri tidak pernah mendapat atau mengalami pengalaman lailatul qadr. Sering juga berceramah Isra Mikraj tapi tidak pernah mengalami Isra Mikraj. Kita ternyata cuma bisa kebanyakan berceramah teori tanpa bisa membuktikan ceramahnya. Padahal di Al Quran kita telah di ingatkan agar jangan cepat berpuas diri Katakanlah “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang amat rugi perbuatannya?” Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya ketika hidup di dunia sedang mereka mengira bahwa mereka melakukan perbuatan yang baik” Al Kahfi 18 103-104 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin Inilah tahapan keyakinan yang tertinggi. Dalam hal ini kita bukan hanya mendengar cerita saja bahwa di Jawa Tengah ada candi borobudur, namun kita mengalaminya sendiri dengan pergi ke Jawa Tengah. Kalau sudah ke Jawa Tengah dan melihat sendiri candi tersebut tentu keyakinannya sangat kuat sekali. Inilah kebenaran yang haq nyata dan terbukti isbat. Dalam kaitannya dengan keyakinan beragama, orang yang telah mendapat haqqul yaqin adalah orang yang telah mencapai makrifat kepada Allah. Orang yang telah bermakrifat berarti ia mengenal Af’al-Nya, Asma-Nya,Sifat-Nya dan Dzat-Nya. Ia akan mendapat ilmu langsung dari sisi-Nyaladunni. Perihal ilmu laduni ini telah disampaikan juga melalui Al Quran “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. Al Kahfi 18 65 “Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengajarimu”. Al Baqarah 2 282 Manusia yang telah mendapat ilmu laduni berarti telah mendapatkan kebenaran yang Haq. Tidak ada keraguan sama sekali. Mereka pun telah mencapai Mikraj, bertemu dengan Allah. Bagi mereka, Isra Mikraj adalah peristiwa spiritual yang langsung dialaminya sendiri bukan teori belaka. Lho… bukankah Isra Mikraj itu hanya untuk Nabi Muhammad saja? Nah doktrin seperti inilah yang telah banyak memasung pemikiran umat Islam. Pendapat ulama dijadikan taklid, harga mati yang tidak bisa dirubah. Padahal pendapat ulama itu hanya untuk dijadikan referensi saja. Ibarat makanan, jangan ditelan mentah-mentah. Kunyahlah dulu. Untuk itu, carilah guru atau ulama sebanyak-banyaknya. Jangan hanya cari ulama yang levelnya “SD” tapi cari juga ulama yang levelnya “SMP” , “SMA”, “S1” dan. seterusnya. Jangan hanya belajar dari ulama yang sering muncul di televisi saja tapi belajarlah juga ulama lain yang lebih tinggi ilmunya. Ulama ini tidak muncul kepermukaan karena tidak mau menjadi selebritis. Mereka harus dicari!. Kalau kita hanya belajar dari ulama level SD ya pengetahuan kita tidak akan pernah berkembang. Bagai katak dalam tempurung. Merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki dan yang ditingkatkan pun hanya ibadah ritual saja. Padahal ilmu Allah itu teramat sangat luas dan ini justru menjadi tantangan umat Islam abad modern untuk terus mengkaji Al Quran sesuai perkembangan jaman. Kalau kita taklid kepada pendapat seorang ulama, memangnya ketika kita mati, ulama tersebut mau bertanggung jawab kepada kita? Nah karena tiap manusia itu sendirian ketika meninggal maka manusia itu sendiri yang harus menentukan jalan hidupnya. Segala pendapat atau tafsiran hendaknya hanya dijadikan referensi saja. Termasuk postingan yang anda baca inipun hanya bersifat referensi untuk mendekati. kebenaran. Kitalah nantinya yang akan menemukan kebenaran itu sendiri setelah diberi petunjuk Tuhan – tentu kita juga harus meminta petunjuk-Nya terlebih dahulu. Saya tidak mengatakan pendapat saya di postingan ini adalah yang paling benar. Sekali lagi tidak! Karena kebenaran hanyalah milik Allah semata. Dan saya tidak mau ikut-ikutan sebagian orang Islam yang mengatas namakan kebenaran dari Tuhan lalu dengan seenaknya mengatakan orang lain sesat, kafir bahkan melakukan tindak kekerasaan kepada orang lain yang tidak sependapat/sealiran dengan mereka. Sesat adalah menyimpang dari kebenaran dan yang empunya kebenaran adalah Allah. Jadi Allah-lah yang memiliki otoritas penuh untuk menentukan sesat atau tidaknya seseorang. Simak ayat berikut ini “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa”. An Najm 53 32 “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk” Al An’aam 6 117 Rasulullah saw telah bersabda”Wahai manusia… Bertaubatlah kalian kepada ALLAH Azza Wa Jalla, sebelum mati dan cepat-cepatlah melakukan perbuatan-perbuatan baik sebelum sibuk; Perbaikilah hubunganmu dengan TUHAN-mu, niscaya kalian bahagia; Banyak-banyaklah bersedekah, nescaya kalian mendapatkan rezeki; Perintahlah berbuat baik, nescaya kalian terjaga; dan Cegahlah perbuatan mungkar, nescaya kalian menang.””Wahai manusia… Sesungguhnya orang yang paling cerdik di antara kalian adalah orang yang paling banyak mengingat mati; dan Orang yang paling kuat di antara kalian adalah orang yang paling baik mempersiapkan diri untuk mati; Ingatlah! Di antara tanda-tanda orang berakal adalah dapat menghindar dari tipudaya dan kembali ke jalan yang kekal, mempersiapkan bekal untuk di kubur dan bersiap-siap menghadapi hari Kiamat” ♪♫♪♫♪♫ Silahkan di Share / Bagikan Semoga bisa bermanfaat buat yang lain juga ☆☆☆☆☆ Salam Jaya… Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Raya From Martapura OKU Timur Sumatera Selatan ☆☆☆☆☆
Yakinlah Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Segala Hal – Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah pada hari ini menginjak pada hari ke-2 Ramadan. Sebelum berbuka puasa, alangkah lebih baiknya kita menyimak kultum kuliah tujuh menit atau dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Aa Gymnastiar. Bahasan kultum kali ini yaitu tentang yakinlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam segala hal. Yuk, langsung simak ulasannya pada artikel berikut ini! Anda pun dapat menonton video lengkapnya di Channel Youtube Evermos. Jangan Lupa Subscribe, ya! Baca Juga Yuk, Patuhi Protokol Keimanan 3M, Demi Menjaga Keutuhan Keimanan Saat Puasa! Kita Harus Yakin Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dalam Segala HalRelated posts Kita Harus Yakin Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dalam Segala Hal Yakinlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam segala hal, baik situasi berat sekali pun. Sehingga ketika kita sudah yakin, maka kita akan senantiasa merasa bahwa Allah akan selalu menjaga kita dimana pun kita berada. Lalu bagaimanakah cara agar kita bisa memiliki rasa keyakinan tersebut ? Begini nasihat dari Gurunda kita, Aa Gym, semoga bisa menjadi manfaat bagi kita semua. Cirinya niat salah, ikhtiar salah, tawakalnya salah, lalu galau. Karena Allah lah yang menghujamkan kegelisahan di hati kita. Jadi, harus bagaimana? Harus yakin saja karena segala-galanya milik Allah, karena segala-galanya berada dalam genggaman Allah, segala-galanya hanya bisa terjadi dengan izin Allah dan segala-galanya yang terbaik adalah pilihan Allah. Selain itu, Aa Gym pun menjelaskan tentang bagaimana menghadapi persaingan. Apabila Anda berada dalam persaingan, sebaiknya tenang saja. Kompetisi itu bagian dari karunia, maka tidak usah merasa benci terhadap kompetitor. Tapi, ambil hikmah besar dari kompetitor. Misalnya saja balap karung melawan anak TK, walaupun juara umum namanya dzalim. Balap karung dengan kompetitor terbaik di dunia, lebih baik jadi juara 10 lawan juara dunia dari pada juara 1 lawan yang tidak bisa balap karung. Maka, tidak usah pakai busuk hati, lurus-lurus saja karena Allah memberikan kompetitor itu adalah untuk menaikkan kualitas kita. Baca juga Hadist Berkata Baik Atau Diam Kultum Saum Mulut Karena Mulut Bukan Untuk Bicara Masya Allah… Mari luruskan niat kita untuk selalu yakin kepada Allah SWT, jika niat kita telah lurus, insya Allah akan ditolong oleh Allah. Semoga kultum kali ini dapat menjadi bahan tafakur dan renungan untuk kita. Demikianlah ulasan dakwah yang disampaikan oleh Aa Gymnastiar ini. Daripada baca sendirian, lebih baik share artikel kultum ini sebagai pengingat pada yang lain. Jangan lewatkan rangkaian kultum dengan tema menarik lainnya setiap hari selama bulan Ramadan hanya di situs Blog Evermos. Related posts